Memahami Sense of art, memang sangat diperlukan bagi anda-anda yang menekuni berbagai pekerjaan dibidang yang penuh dengan kreativitasan tinggi. Ini adalah sebuah cara, tentang bagaimana anda dapat merasakan, memikirkan dan menganalisa tentang pekerjaan anda tersebut. Untuk contoh dari pembahasan tema ini, bahwa seorang video editor yang baik, salah satunya adalah mampu memahami sense of art yang baik. Dimana ini, akan memudahkan sang video editor tersebut agar menciptakan sebuah kedinamisan dari klip-klip yang hendak dia susun. Selain itu, ini sangat diperlukan bagi sang editor itu sendiri, supaya anda-anda tak menjadi salah tingkah ketika melihat tayangan video atau film tersebut nantinya.
Editing adalah jantung proses pembuatan video atau dikenal cut to cut shot. Tujuan dari editing untuk menyeleksi shot, mengambil yang baik dan membuang yang buruk, sehingga menjamin bahwa penonton benar-benar menyaksikan video yang baik.
A Pengertian Editing
- Memilih shot yang dikehendaki.
- Menentukan masa putar atau durasi film.
- Menentukan titik pemotongan gambar.
- Menentukan jenis transisi yang sesuai.
- Menciptakan kontinuitas yang baik: memberikan sentuhan kehidupan pada keseluruhan gambar dengan cara menyisipkan shot-shot yang diambil setelah rekaman berlangsung sehingga ada kesinambungan cerita yang baik.
B Teknik Editing
- Live on tape: acara yang di produksi direkam secara terus menerus (siaran langsung), pelakasanaan editingnya menggunakan vision mixer.
- Retakes: pengulangan pengambilan gambar.
- Rekaman bagian demi bagian: acara yang di rekam sequence demi sequence sesuai dengan breakdown script yang telah dibuat.
- Single source recording: gambar yang dihasilkan oleh beberapa kamera, dimana setiap kamera merekam sendiri-sendiri dari acaranya, penyelesaiannya dilakukan pada saat post production.
C Jenis Editing
- Hot editing: proses editing yang dilakukan selama proses perekaman gambar. Apabila terjadi kesalahan pada saat perekaman gambar baik oleh artis maupun videografer, maka rekaman dan adegan dihentikan , rekaman diputar ke awal sequence yang salah dan adegan dimulai lagi. Proses ini dilanjutkan dari sequence demi sequence sampai semua pengambilan gambar dilakukan dengan benar dan seluruh produksi telah direkam. Master dan hasil edit adalah satu atau sama.
- Switching: editing yang dilakukan selama produksi berlangsung dengan menggunakan dua kamera atau lebih, setiap kamera dihubungkan dengan alat elektronik yang disebut switcher kemudian dihubungkan dengan alat perekam, pada saat perekaman gambar seorang switcher mengatur secara terus-menerus dari satu kamera video ke kamera video yang lainnya secara bergantian sesuai dengan adegan yang tengah berlangsung. sebagai contoh : acara Miss Indonesia, Indonesian Idol, etc.
- Editing in kamera: editing yang memerlukan kreativitas tinggi, karena videografer harus melakukan proses perekaman sekaligus pengeditan secara bersamaan sehingga konsep cerita juga langsung dibuat pada acara tersebut.
- Editing pasca produksi: editing ini dilakukan setelah videografer setelah merekam baik single maupun multicamera.
D Transisi
Transisi adalah sebuah metode yang digunakan untuk menghubungkan dari satu gambar ke gambar lainnya.
Transisi adalah sebuah metode yang digunakan untuk menghubungkan dari satu gambar ke gambar lainnya.
Ketika gambar berubah harus ada alasan untuk perubahan tersebut, diantaranya:
- Adanya hal yang baru.
- Ketika perpindahan pengambilan gambar.
- Ketika subject menyampaikan sesuatu.
- Ketika terjadi perubahan sudut pandang kamera.
- Ketika kamera semakin dekat atau menjauh dari object.
Dalam teknik editing, ada 3 jenis transisi yaitu:
1. Cut: proses pergantian gambar antara satu shot ke shot berikut secara tiba-tiba, sehingga perpindahannya tidak dirasakan oleh pemirsa, merupakan transisi yang lazim dipakai dalam sebuah acara. Cut digunakan jika: menunjukan peristiwa yang terjadi, apabila terjadi perubahan informasi, dan apabila terjadi perubahan lokasi kejadian.
2. Mix atau dissolve: proses pergantian gambar dari satu shot ke shot berikutnya dimana masa-masa pergantian tersebut dirasakan oleh pemirsa, merupakan over lapping dua gambar yaitu pada saat gambar yang satu mulai menghilang, gambar berikutnya mulai muncul.
3. Fade: pergantian gambar yang sedikit demi sedikit dari ada gambar menjadi blank (tidak ada gambar) atau dari blank menjadi ada gambar, yaitu:
Fade in adalah pemunculan gambar dilayar kaca dari blank (tidak ada gambar) menjadi ada gambar secara perlahan-lahan, biasa digunakan saat awal suatu acara atau scene. Dan Fade out adalah gambar yang berangsur-angsur menghilang menjadi blank (tidak ada gambar), biasa digunakan pada saat akhir suatu acara atau scene.
- Back up master perekaman di hard disk external untuk mengantisipasi bila terjadi kerusakan pada hard disk internal atau virus.
- Buat konsep hasil edit dari acara tersebut sebelum memulai proses editing.
- Apabila master multicamera harus dilakukan proses menggabungkan audio hingga bertemu pada titik suara yang sama.
- Pisahkan stock gambar atau cut away untuk insert shot pada timeline yang berbeda, untuk memudahkan proses pengambilan stock shot bila kedua kamera bergerak pada waktu yang bersamaan atau apabila ada adegan jumping harus di insert (disisipi).
- Potong audio yang tidak dinginkan dan tentukan durasi yang efektif agar hasil edit memuat gambar-gambar yang betul bagus dan memiliki kesinambungan yang baik.
- Jangan terlalu banyak menggunakan efek/transisi yang tidak perlu karena akan menjemukan penonton, gunakan sistem cut to cut dengan variasi type shot yang baik dan tidak jumping.
- Berikan backsound yang cocok karena backsound sangat mempengaruhi imej penonton terhadap suatu adegan.
- Pertahankan kesinambungan cerita sebaik mungkin karena jalan cerita yang baik adalah kekuatan terbesar dari suatu cerita.
No comments :
Write comments